Rabu, 10 Mei 2023

Warna-Warni Sejarah Spidol

spidolpermanentbaru | Jika bernostalgia ke masa-masa bersekolah, maka gambaran tentang guru-guru kita yang setiap harinya menggoreskan spidol ke papan tulis, terus melekat dalam ingatan. Alat tulis yang biasanya bertinta hitam, merah, biru, dan hijau ini punya ukuran besar untuk digunakan di papan tulis putih (white board) serta ukuran kecil untuk menulis di dalam buku.

Akan tetapi, tahukan anda jika Sidney Rosenthal adalah orang pertama yang kabarnya menciptakan spidol pada 1952? Kala itu, spidol disebutnya sebagai "Magic Marker" karena botol kaca jongkok berisi tinta dengan ujung serat wol ini mampu menulis pada permukaan apa saja.

Lompat ke 1962, Yukio Horie dari Tokyo Stationary Company Jepang menemukan pena berujung serat modern. Penemuan ini pun terinspirasi dari Magic Marker ciptaan Sidney. Pena temuan Yukio menggunakan bambu untuk serat dan menjadi pena pertama yang memperoleh pigmennya dengan pewarna daripada tinta.

Berdasarkan penemuan Yukio Horie tersebut, setahun kemudian, yakni pada 1963, The Avery Dennison Corporation menciptakan highlighter bermerek Hi-Liter yang menggunakan tinta tembus pandang sebagai pengganti tinta biasa. Hi-Liter yang merupakan highlighter pertama ini hadir dalam warna-warna pastel yang pada 1978 akhirnya meluncurkan warna-warna neon. Itulah mengapa, highlighter identik dengan warna kuning neon, karena warna ini menjadi warna neon petama yang muncul.




Akhirnya, pada 1971, highlighter diproduksi oleh perusahaan produsen alat tulis dan kosmetik asal Jerman untuk menyaingi Avery. Kini, merek highlighter dari Jerman ini menjadi yang terpopuler di dunia dan kerap kita sebutkan apabila kita ingin menyebut highlighter. Seperti kita menyebut Aqua untuk air putih, dan Pampers untuk popok. Itulah perusahaan Stabilo, dengan highlighter bermerek Stabilo Boss.  

Sejumlah siswa SD mengikuti kegiatan belajar menulis aksara Bali di Perpustakaan Sabha Widya Sradha, Desa Sumerta Kelod, Denpasar, Bali, Kamis (24/9/2020) dengan menggunakan spidol di papan tulis. 

Kembali kepada Sidney dengan Magic Marker-nya, perjalanannya menemukan spidol tidak semulus yang dikira. Saat itu, Sidney’s Magic Marker sebagai perusahaan yang memproduksi Magic Marker tidak mampu bersaing dengan berbagai inovasi dari pihak lawan. Pada 1989, merek Magic Marker terpaksa dijual kepada produsen krayon ajaib Crayola, Binney & Smith.

Akhirnya, setelah produk dikembangkan selama dua tahun, pada 1991 Binney & Smith meluncurkan Magic Marker yang telah diperkecil dan mampu menciptakan penulisan yang detail. Lima tahun kemudian, spidol yang dapat dihapus pun diluncurkan.

Mengingat kembali masa-masa sekolah, kita sejatinya perlu bersyukur karena spidol besar yang dapat dihapus telah diciptakan. Jika tidak, maka kita tidak dapat menghapus kesalahan-kesalahan kita ketika mencoba menjawab soal-soal dari guru di papan tulis, di depan seluruh teman satu kelas.

Kegunaan Spidol Selain untuk Menulis di Papan Tulis

spidolpermanentbaru | Spidol merupakan alat tulis yang sering digunakan untuk menulis di papan tulis, namun sebenarnya spidol memiliki bany...